Debus merupakan kesenian bela diri yang dapat dijumpai di Aceh, Minang, Banten dan lain-lain yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras, dan lain- lain. Kesenian ini berawal pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin dari Banten pada abad-16.
Bagi orang awam, pertunjukan debus memang terlihat mengerikan. Sebab, atraksi debus akan menampilkan kekebalan dari tubuh manusia terhadap berbagai macam benda tajam, benda keras, bara api, dan barang- barang lain yang tidak lazim. Meski begitu, debus menjadi tradisi khas Provinsi Banten yang paling menawan dan unik di Indonesia. Pada pertunjukan debus, akan terdapat atraksi di mana pemain debus akan menusukkan tubuh mereka dengan besi runcing sepanjang 50 hingga 60 cm seperti sedang dipaku. Setelah itu mereka akan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak terluka sedikitpun.
Meskipun demikian tradisi ini menjadikan kesenian yang dapat menghibur masyarakat dan selalu di gunakan sebagai sarana hiburan hajatan di kampung kampung, karena dalam gelarannya selalu di iringi dengan rombongan pemusik tradisional yag meminkan gendang, kenong, terompet, gong, sehingga dari berbagai keahlian tersebut dapat di pilih jenis permainan yang mana yang akan di pesan untuk menjadi gelaran acaranya.
Gelaran ini lebih sering di adakan pada acara khusus untuk mengisi hiburan yang di sajikan untuk para tamu dari berbagai Instansi, pemerintahan atau komunitas yang mengadakan acara outing di Anyer. Selain Atraksi yang dapat di tampilkan dalam gelaran kesenian budaya ini Alunan musik tradisionalnya dapat di jadikan sebagai upacara penyambutan dengan menhadirkan seni pencak silat (Tepak 3) yang sekaligus di pandu olrh MC yang mengarahkan pada tujuan kegiatan.
Personil & Durasi bermain debus.
Durasi Gelaran Debus ini tergantung permintaan peminat, dan personil seluruh pemain Debus rata rata mencapai 10 orang pemain, yang masing masing personil memiliki talenta masing masing.